Semua harga meubel adalah sudah di finishing

Selamat Datang di Toko Meubel Godong Jati Furniture

Toko Mebel Godong Jati Furniture online di Jepara , memudahkan kita belanja mebel jepara tanpa harus keluar rumah, dijamin aman karena pembayaran dapat dilakukan setelah barang yang dipesan sudah berada di perusahaan cargo / expedisi yang ditunjuk ( sebagai mediator ). Belanja mebel online produk rumah tangga terbuat dari kayu jati berkualitas mulai dari set meja kursi taman , set meja dan kursi ruang tamu , bed , nakas, almari, buffet, sketsel, meja TV, meja rias, sofa, peti kayu jati, dan lain-lain. Kualitas produk mebel kami menjadi prioritas karena kepuasan pelanggan yang kami utamakan.
Keamanan dan kenyamanan bertransaksi juga menjadi perhatian kami dalam melayani pelanggan. Disamping penjualan secara online kami juga mempunyai toko meubel off line , yang berlokasi di Krapyak Randu Kuning Rt.01 Rw.05 Tahunan Jepara Jawa tengah .
"Kami siap menjadi partner bisnis anda dan dapatkan harga spesial"

Partner kami saat ini
- Harapan Jaya Jakarta
- Jati Murni Jakarta
- Aneka Furniture Jakarta

Penawaran produk silahkan hubungi :
Mahbub Hilmi
email : godongjatifurniture@gmail.com
Telp. : 0291 3386861
sms : 085 2900 44556

" Terima kasih atas kunjungannya "

......^ SEMUA HARGA MEUBEL SUDAH TERMASUK FINISHING ^

Senin, 02 Mei 2011

Kursi Teras

 
nama barang       : kursi teras 
warna finishing    : semi natural 
harga                  : Rp. 500.000

Kamis, 09 September 2010

Kupatan



Kupatan merupakan salah satu tradisi Jawa yang berlangsung satu Minggu setelah hari raya Idul Fitri. Dinamakan kupatan karena sebagian besar masyarakat jawa membuat kupat (ketupat) pada hari raya ke-8.
Tradisi ini sangat terasa jika kita berada di kota Kudus, Jepara, Pati, Demak dan sekitarnya. Pasalnya dihari kupatan— raya ke-8— masyarakat Kudus dan sekitar merayakan kupatan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu, misalnya adalah pantai Kartini dan Bandengan Jepara. Pantai tersebut sampai sekarang masih menjadi tempat favorit untuk menghabiskan hari raya kupatan.
Bila di kota Kudus terdpt tradisi hampir mirip dengan dandangan—pasar malam di sekitar menara Kudus dalam rangka untuk menyambut bulan Ramadhan—di daerah Gulan, Kudus. Selai itu Kudus juga mempunyai tempat yang digunakan untuk menghabiskan hari raya kupatan selain dua pantai di Jepara yaitu sendang jodoh—lokasi tempat les Djarum cabang Jambean—dan Bulusan. Sendang Jodoh dan Bulusan dipercaya—sebagian masyarakat—sebagai tempat ritual pemandian dengan harapan mendapatkan jodoh bagi para muda-mudi.
Selain itu, di Colo, kecamatan Dawe Kudus, thun 1431H—kupatan tahun 2010—ini adalah tahun ketiga memperingati kupatan dengan merayakan upacara seribu kupat—dan masuk MURI. Dimana kupat yang berjumlah seribu tersebut di arak sekeliling desa Colo—makam Sunan Muria—kemudian di bacakan doa oleh ulama dan kemudian dibagikan kepada masyarakat, biasanya masyarakat yang saling berebut ketupat karena dipercaya membawa berkah.
Entah kapan mulai tubuh dan berkembangnya tradisi kupatan dan apa makna filosofi dari perayaan tradisi tersebut. Ada yang berpendapat bahwa kupatan merupakan hari rayanya orang yang berpuasa 6 hari pada satu Minggu setelah lebaran hari pertama (tanggal 2-7 Syawwal). Pendapat lain mengatakan bahwa kupatan adalah berasal dari kata kupat singkatan dari “ngaku lepat”, artinya adalah mengaku salah. Kupatan berarti ngaku kalepatan, mengakui banyak kesalahan.
Apapun makna dan filosofinya, kupatan merupakan bagian tradisi yang dimiliki bangsi ini khususnya Jawa. Dan kupatan telah menjadi hari raya ke-2 di bulan Syawwal setelah Idul Fitri. Secara sosiologis, seolah kupatan telah mengajarkan arti pentingnya saling bertemu dan saling mengakui kesalahan serta memaafkan satu dengan yang lainnya.

Selasa, 31 Agustus 2010

Pantai Kartini



antai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat di balai Kabupaten Jepara. Obyek wisata ini milik desa Bulu, Kecamatan Jepara. Berbagai fasilitas pendukung seperti pelabuhan, bagian dari akuarium Kura-kura, motel, dan taman bermain anak-anak komedi (Putar, mandi bola, Arus perahu) yang tersedia. suasana dingin Cukup di sekitar pantai memberikan kesan yang berbeda untuk para pengunjung, untuk tempat ini cocok untuk rekreasi keluarga atau hanya untuk bersantai.

Di pantai terutama pantai Kartini Jepara, pengunjung dapat beristirahat dengan duduk di bawah gazebo dan udara segar bernapas. Luas 3,5 hektar dengan besar merupakan daerah strategis, karena berfungsi sebagai transportasi menuju pelabuhan laut Karimunjava Taman Laut Nasional dan Panjang Island.Kartini pantai tidak dapat dipisahkan dari acara tradisional yang disebut "Lomban". Ini semua adalah hari orang Jepara panjang ini setiap tahun diselenggarakan pada tanggal 8 Syawal (seminggu setelah hari raya lebaran).

Sebenarnya, pantai Kartini lebih populer sebagai "PEMANDIAN". julukan ini yang umum bagi sebagian besar Jeparanese. Jika seseorang menyebutkan kata "Pemandian", bahwa ia berpikir Pantai Kartini, bukan yang lain berpikir Pantai Kartini, bukan tempat-tempat lain.

Kata "PEMANDIAN" berarti suatu tempat untuk mandi. Penggunaan kata "Pemandian" adalah umum, karena ada tempat pemandian khusus bagi wisatawan saat mengunjungi pantai. Tempat ini terletak di taman barat Pantai Kartini. Pengunjung biasanya mandi di dosk dan ke bawah. Sampai sekarang lokasi ini masih digunakan untuk mandi terutama oleh orang-orang yang telah iritasi kulit dengan harapan iritasi akan segera pulih.

Daerah Pantai Kartini adalah sebuah pulau tumbuh dengan Rencana Kelor, jadi tahu sebagai Pulau Kelor. Pada saat itu, pulau ini dipisahkan dari tanah Jepara. Karena sedimentasi, antara pulau itu hidup oleh Lanang Encik.

Pemerintah Hindia Belanda dipinjamkan pulau untuk Encik Lanang atas prestasinya pada perang di Bali.

Pantai Kartini juga digunakan sebagai pemakaman Encik Lanang, dan selalu dihadiri oleh nelayan lokal sebelum Partai Lomban.

Selain itu, Pantai Kartini tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak RA Kartini. Dia dan orang tua serta saudara-saudaranya menghabiskan liburan mereka di pantai ini. Itu nama bertujuan untuk menghormati dan mengingatkan kita untuk perjuangan Kartini.

Mebel Ukir Jepara Terima HaKI

Mebel Ukir Jepara Terima HaKI



Setelah menanti waktu yang cukup lama, Pemerintah Kabupaten Jepara akhirnya menerima Hak atas Kekayaaan Intelektual (HaKI) berdasar Indikasi Geografis untuk Mebel Ukir Jepara dari Kementerian Hukum dan Perundang-undangan, Kamis (27/5) lalu. Sertifikat diserahkan secara langsung oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan, Patrialis Akbar, kepada Bupati Jepara, Hendro Martojo di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Pada kesempatan tersebut Bupati Jepara didampingi Wakil Ketua DPRD Jepara, Ketua Komisi B DPRD Jepara serta beberapa kepala SKPD terkait.

HaKI Indikasi Geografis adalah suatu indikasi atau identitas dari suatu barang yang berasal dari suatu tempat, daerah atau wilayah tertentu yang menentukan adanya kualitas, reputasi dan karakteristik termasuk faktor alam da n manusia yang dijadikan atribut barang tersebut.

Menurut Bupati Jepara Hendro Martojo, manfaat Indikasi Geografis (IG) Mebel Ukir Jepara adalah untuk menjamin kepastian hukum mengingat jangka waktu perlindungannya tidak terbatas selama ciri dan kualitas yang menjadi dasar perlindungan masih ada. Diterimanya IG dapat menjaga kelestarian lingkungan, serta pemberdayaan sumberdaya alam dan manusia. Sedang dari sisi ekonomi dapat membuka peluang dan lapangan kerja untuk menghasilkan barang yang dilindungi IG. “Mulai sekarang, masyarakat Jepara sudah bisa menempelkan atribut indikasi geografis pada produk mebel dan ukiran yang dihasilkan” tegas Hendro.

Jepara Indikasi Geografis Produk (JIP)

Sementara itu Kepala Bagian Humas Setda Jepara mengatakan bahwa untuk mempertahankan, melindungi dan melindungi produk Mebel Ukir Jepara, dalam waktu dekat akan dibentuk Jepara Indikasi Geografis Produk (JIP). Menurut Hadi, lembaga atau forum ini kelak menjadi wadah komunitas pelaku industri mebel dan ukiran, dan masyarakat untuk mengoptimalkan manfaat Hak Indikasi Geografis.

Ditambahkan Hadi, JIP nantinya juga bertugas melakukan identifikasi, verifikasi, dan pengawasan kualitas produk Indikasi Geografis dan berwenang menentukan keanggotaan Mebel Ukir Jepara. “Intinya, JIP menjadi wadah bagi pelaku industry mebel, masyarakat dan pemerintah daerah untuk membangun kesadaran dan kesepahaman pengembangan Mebel Ukir Jepara”, kata Hadi Priyanto

Disamping itu menurut Hadi Priyanto, untuk memperkuat branding kota Jepara sebagai pusat ukir dunia, direncanakan akan dilaksanakan lomba ukir dan sekaligus pencatatan rekor muri mengkukir terbanyak dalam acara yang bertajuk “ Mengukir Budaya Jepara”. Acara ini direncanakan akan digelar di alun-alun Jepara tanggal 17 Juli 2010 dan diikuti oleh 461 peserta yang terdiri dari tingkat SD,SMP/MTs, SMA,SMK,MA serta mahasiswa dan Umum(*)

Sumber : JeparaKab

Pantai Kartini

Pantai Kartini Makin Tak Nyaman



JEPARA-Sebagai salah satu tempat wisata andalan di Kabupaten Jepara, kenyamanan Pantai Kartini bagi pengunjung makin dipertanyakan. Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak tertata baik, dikeluhkan pengunjung.

Belum lagi persoalan lain seperti sampah yang teronggok di berbagai sudut pantai tersebut. Menimbulkan pemandangan tidak sedap yang menganggu kehadiran wisatawan yang datang. Salah satu pengunjung yang mengaku dari Semarang, Adinda, 20, setidaknya mengaku kecewa dengan kebersihan di lokasi wisata tersebut.

''Misalnya sampah yang ada di kanan dan kiri patung kura-kura raksasa ini. Berserakan di mana-mana. Sebenarnya lokasi pantai ini bagus, sayang sampah yang berserakan itu seolah tidak ada yang merawatnya,'' ujarnya kemarin (9/6).

Selain persoalan sampah, penataan PKL juga dinilai kurang teratur. PKL seolah bebas mendirikan gerobak atau menggelar lapak di setiap sudut yang disukainya. Area parkir yang dulunya untuk tempat duduk wisatawan, sekarang beralih menjadi tempat untuk menggelar dagangan. ''Saya dulu pernah ke sini. Namun saat itu justru lebih bersih daripada sekarang,'' kata Adinda kemudian.

Manajer Pantai Kartini Siswanto yang dikonfirmasi, tidak mengelak dengan adanya sampah yang berserakan tersebut. Sedang untuk keberadaan PKL, pihaknya telah melayangkan surat peringatan kepada pedagang yang berjualan di sekitar lokasi. ''Sebagian besar sudah menerima peringatan itu dan mau pindah ke lokasi yang sudah disediakan. Namun masih ada juga yang bandel hingga saat ini,'' jelasnya.

Siswanto mengatakan bahwa sosialisasi penataan PKL agar lebih nyaman bagi pengunjung juga sudah dilakukan. Tetapi hasilnya masih nihi atau belum maksimal. ''Surat peringatan kepada yang melangar ketentuan berjualan, diberikan hingga tiga kali. Jika masih membandel, langkah penertiban akan dilakukan Satpol PP,'' ujarnya.

Selama ini, selain memberikan surat peringatan kepada PKL yang melanggar, pihak pengelola juga telah mendekati dari hati ke hati dengan bertemu tokoh masyarakat serta tokoh pedagang.

Diakui Siswanto, pihaknya juga merasa dirugikan jika kemudian pengunjung pantai menurun. Bukan kepada pengelola saja, melainkan juga kepada pedagang yang akan menyusut pendapatannya.

''Kami hampir setiap hari juga menerima keluhan pengunjung. Katanya pantainya semakin kotor dan PKL tidak tertata secara rapi. Hal itu sudah kami sampaikan ke pedagang yang juga mengeluhkan pengunjung semakin menurun. Padahal salah satu penyebabnya adalah para pedagang juga. Tapi, kami akan terus berusaha,'' imbuhnya. (cw5/mer)

Sumber : Jawapos,

Waterboom Tiara Park Kalinyamatan Jepara

Waterboom Tiara Park Kalinyamatan Jepara


JEPARA - Bupati Hendro Martojo meresmikan wahana rekreasi keluarga Waterboom Tiara Park di jalan Kenari Purwogondo, Kecamatan Kalinyamatan pada Minggu (11/7).

Bupati dalam sambutan mengatakan, adanya wahana baru dari pihak swasta ini sangat mendukung dunia wisata di Jepara. Tiara Park ini mempunyai pangsa pasar khususnya untuk warga Jepara bagian selatan yang jumlahnya 300.000 jiwa.

Bupati memberikan apresiasi kepada pemilik Tiara Park yang telah menangkap peluang dari sektor wisata. ’’Pemkab mendukung langkah pelaku wisata dari swasta ini,’’ kata Hendro.

Salah satu bentuk dukungan pemkab, katanya, adalah mengaspal jalan menuju ke lokasi wisata. Bupati berharap, pengelola memberikan pelayanan yang baik kepada para pengunjung.

Mencapai Seribu Orang
’’Saat soft opening sebulan kemarin, puncak pengunjung di hari Minggu mencapai seribu orang. Antusias dari warga inilah yang bisa memacu dunia wisata di Jepara,’’ ungkapnya.

Manajemen Tiara Park sendiri melibatkan pekerja yang sebagian besar dari penduduk sekitar. Menurut Paramita, manajer tempat wisata itu, 95 persen pegawainya penduduk lokal. Bahkan untuk pengelolaan parkir diserahkan ke pemerintah desa. Objek wisata yang tutup pada setiap hari Senin ini dibangun di lahan seluas 4 hektare dengan biaya Rp 4 miliar.

Ada enam wahana wisata keluarga ditawarkan objek wisata ini yakni kolam arus, ATV arena, outbound, Flying Fox, 3D movie theatre, dan kolam renang dengan kedalaman 50 cm, 80cm, 90 cm, 1,5 m, 2 m, dan 3 meter.

’’Untuk kolam 50 cm dan 80 cm, kami berikan kepada anak-anak fasilitas tersebut. Sedangkan flying fox, saya rasa ini akan menjadi idola bagi pengunjung selain water boomnya.Di Tiara Park ini, juga telah menggunakan standar keamanan yang ditetapkan, sehingga semua fasilitas hiburan akan aman bagi pengunjung,’’ jelasnya.

Selain fasilitas wahana hiburan, pengelola hiburan juga menyediakan fasilitas mushala. Tempat wisata yang berada di sebelah selatan lapangan Kenari Purwogondo ini setiap harinya dibuka pada pukul 09.00 dan tutup pada pukul 17.30, khusus untuk Jumat dibuka pukul 13.00-17.00. Setiap pengunjung dibebaskan menikmati semua fasilitas yang ada hanya dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 25.000 untuk dewasa dan untuk anak-anak Rp 20.000.(J4-36)

Sumber : SuaraMerdeka 

Karimunjawa

Melihat Potensi Terumbu Karang Karimunjawa yang Jadi Ikon Pariwisata



Terjadi Penurunan di Semua Zona yang Ada

Menikmati wisata di Karimunjawa, tidak sebatas pesta ikan bakar, atau berlayar dari pulau satu ke pulau yang lain. Tapi yang jauh lebih membanggakan adalah menikmati keindahan dunia bawah laut, berupa terumbu karang. Potensi bagus ini perlu dilestarikan dan dikembangkan.

GANANG ROSYIDI, Karimunjawa Jepara

---

Salah satu kekuatan utama Karimunjawa adalah terumbu karang. Namun dalam tiga tahun terakhir, diindikasikan terjadi penurunan yang signifikan terhadap biomassa ikan karang di sana. Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Wilayah 2 Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNK) Iwan Setiawan, saat ditemui di Karimunjawa awal pekan ini.

''Penurunan biomassa ini terjadi di hampir semua zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa,'' katanya.

Satu-satunya zona di Karimunjawa yang memiliki nilai stabil pada biomassa ikan, adalah di zona pemanfaatan. Kesimpulan ini diambil setelah BTNK melakukan monitoring terumbu karang dan ikan di perairan tersebut. Memiliki 72 titik pantau, monitoring dilakukan dengan bantuan Wildlife Conservation Society (WCS).

''Setidaknya kami melakukan dua upaya dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang tersebut. Selain monitoring terumbu karang dan ikan, kami juga melakukan rehabilitasi ekosistem tersebut,'' katanya.

Tujuan utamanya, menurut Iwan, tentu saja untuk merehabilitasi lokasi-lokasi yang terumbu karangnya sudah mengalami degradasi. Dalam rehabilitasi ini, BTNK menggunakan metode kombinasi artificialreef dan relokasi. Selain itu dilakukan juga metode jaring, kerangka, dan substrat.

''Sampai saat ini, kami telah melakukan pemasangan terumbu karang sebanyak 57 unit artificialreef dan 20 unit jaring, kerangka, dan substrat, yang sebanding dengan 1780 fragmen karang. Sebanyak 20 jenis karang tertransplantasi dalam program ini,'' paparnya.

Upaya ini, sebagaiamana diharapkan Iwan, akan mampu mengangkat kembali biomassa ikan karang di Karimunjawa, karena ekosistem mangrove dan terumbu karang yang baik akan mampu meningkatkan biomassa ikan. Namun yang terpenting justru peran seluruh pemangku kepentingan terutama masyarakat. ''Bagaimanapun keberhasilan upaya ini akan sangat bergantung pada peran masyarakat dalam menjaga terumbu karang di Karimunjawa,'' tandasnya.

Kerusakan ekosistem terumbu karang di Karimunjawa pernah berada pada posisi yang sangat parah, karena perilaku tak ramah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah penggunaan apotas, bahan peledak untuk menangkap ikan, selain pengambilan karang itu sendiri. Jika perilaku seperti ini bisa dihindarkan, upaya perbaikan ekosistem terumbu karang akan sangat terbantu.

''Bagaimanapun, terumbu karang ibarat magnet yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Karimunjawa. Kalau rusak, maka pesona itu akan hilang,'' katanya.

Dukungan untuk pelestarian lingkungan juga diberikan Bupati Jepara H Hendro Martojo. Menurutnya, potensi terbesar adalah kekayaan bawah laut. ''Karena itu, agar potensi ini dapat dimanfaatkan secara lestari, maka upaya-upaya pelestarian perlu didukung semua pihak. Penurunan eskosistemnya harus dibendung,'' tegasnya. (*/mer)

Sumber : Jawapos